Belum terlalu malam...baru jam 9..tapi malam ini terasa sepi
sekali. Suamiku dinas luar kota. Seharian tadi aku harus antri menunggu
giliran cek kesehatan sebagai syarat menjadi abdi negara. Pegel, capek,
rasanya tulang-tulangku remuk smua. Hanya satu kata yang patut
diucapkan....tidur...Ya...sejak sore tepatnya sehabis sholat magrib aku
tidur. Pukul 8 malam aku baru bangun untuk melaksanakan kewajiban pada
Tuhan. Apalagi ini malam Jum'at, seperti biasa aku selalu menyempatkan
diri berlaku ritual untuk para leluhur yang telah meinggalkanku lebih
dahulu. Meski sekedar do'a tapi rasanya lega jika aku telah mengirimi
mereka. Brakkk!!...hei..apa itu?
Aku semakin
takut. Ada rasa kawatir dan ketakutan yang amat sangat. Bukan takut pada
roh gentayangan karena ini malam jum'at. Toh aku tadi sudah mengirim
sesuatu pada mereka supaya mereka tenang. Tapi...knp aku kok jadi begini
resah? Sementara di luar rumah tepatnya di depan rumah terdengar orang
ramai bicara. Suaranya terdengar riuh. Ada apa ya?...Tapi aku merasa
malas meski hanya untuk sekedar mengintip mereka. Dzikir terus
kudendangkan dalam hatiku...
Jeglekk!!...Astaghfirullohal adzimm..!!
Melompat aku dari gelaran kasur yang kupakai tidur dengan anak-anakku
di depan televisi. sesosok tubuh kumal berdiri di tengah pintu!
Perasaan semua pintu sudah di kunci. Hanya rumah induk saja yang memang tidak pernah kami kunci sejak ibu sakit dulu.
"Ada apa? Kok kamu masuk ke sini??' Suaraku lantang tak terkendali.
Pelan dia mendekatiku lalu duduk di bawah dengan memohon padaku..
" Mbak,.tolonga saya..motor saya mau dibawa orang-orang di lingkungan sini."
" Lha kamu kenapa kok masuk ke rumah ini? Kamu lewat mana? pintunya kan sudah aku kunci semua."
" Saya mau pinjam kunci karena motor saya mogok."
" Kok tidak telepon dulu."
" Pulsa saya habis. tadi saya lewat pintu belakang yang belum di kunci."
Ya..dia itu mantan karyawan suamiku. Dulu ia sangat pintar sehingga
suamiku sangat sayang padanya. Tapi dia mengundurkan diri mencari
pekerjaan lain.Hubungan kami tetap baik, baru kemarin malam dia datang
ke rumah kami karena kami membagi bingkisan, dan dia kami jatah meski
sudah tidak bekerja pada kami lagi. Dari itu dia tahu kalo suamiku dinas
luar. Malam ini dia datang lagi dengan 2 orang temannya.
" Mbak nanti jangan bilang-bilang kalau saya lewat pintu belakang ya..?" Begitu pintanya...Deg!! Ada apa ini?
Antara ya dan tidak kuseret kakiku keluar rumah. Ya Tuhan....di luar
sudah banyak orang berkumpul dan membawa motor itu beramai-ramai. Ku
dekati mereka.
" Maaf ,..itu motor anak ini. Ini mantan karyawan kami."
"Oooo...." seperti koor mereka serentak bersuara. " Kok motornya
ditaruh di tempat yang gelap-gelap mas?" Begitu pertanyaan itu terucap
dari seseorang yang menambah kebingunganku. Lalu motor itu diserahkan
pada kami setelah Toni memberi penjelasan tentang keberadaan motornya
itu.Nama anak itu Tony.Seperti biasa anak-anak baik karyawan maupun
mantan karyawan masih sering menyambangi rumah kami karena sudah akrab.
Hubungan kami dengan karyawan emang akrab. suamiku memperlalukan mereka
sangat baik, bahkan terlalu baik menurutku. ada baiknya, tapi juga tidak
baiknya. Mereka seenaknya keluar masuk tanpa aku mengerti aktivitas
mereka. aku sendiri sudah sibuk dengan urusan pekerjaan dan anak-anak,
jadi kurang perhatian pada kegiatan mereka. Kata pembantu mereka suka
tidur di rumah bagian belakang.
Orang-orang itu sudah bubar.
Mereka cukup puas dengan penjelasan kami, alasan-alasan kami. Akupun
menegur cukup keras pada mantan karyawan tersebut di hadapan banyak
orang. Tapi aku penasaran. Kucoba mengorek keterangan dari tetangga
terdekat yang kebetulan sebelah rumahnya dipakai tuk menyembunyikan
motor itu.
" Tadi motor itu ditemukan warga di tempat yang
gelap dan di motor itu ada banyak tali. Kami jadi curiga jangan-jangan
itu motor pencuri." Begitu keterangan yang ku dapat. O..pantas..
Aku masuk rumah dengan hati yang masih gundah. Tadi ketiga anak itu
minta ijin pada warga untuk tidur di tempat kami karena emang rumahnya
jauh di kampung seberang.
Tiba-tiba telepon berdering, salah satu warga mengatakan ingin mengusir anak-anak tersebut. " Kami mau mengusir mereka."
Mengusir mereka??...Ya...mereka harus diusir. Mereka sudah berani
memasuki rumah dengan cara paksa. Mereka mau berbuat jahat, mau mencuri
di rumah kami. Pakai berbohong pula. Jadi harus diusir!! Tapi.....
Aku teringat dengan kebaikan mereka, mantan karyawan kami itu.
Terbayang di mataku mereka pernah membantu usaha kami sampai kami bisa
menambah investasi. Merekalah yang berpeluh setiap hari mengerjakan
tugas-tugas berat dari suamiku, tidak peduli siang maupun malam. Katika
ibu kami sakitpun mereka dengan rela menemani, merawat ibu yang telah
tak berdaya, sementara kami sudah teler kelelahan...Apakah aku tega
membiarkan mereka diusir malam-malam oleh warga? Mereka itu, Toni dan
kawan-kawannya selama ini sangat hormat dan patuh pada kami. Di mana
hati nuraniku? Belum lagi mengingat mereka, orang-orang kelaparan yang
mengidap patologi sosial..mereka suka mabuk, mencuri, dan pasti mau
melakukan apa saja jika hatinya terluka...Hiihh...aku takut...Gimana
jika mereka dengan pengusiran itu jadi marah dan balas dendam pada
keluarga kami? Banyak sekali cerita mantan karyawan yang tega membantai
sebuah keuarga karena terusik harga dirinya..
"Tidak....biarkan mereka bemalam.." begitu rencana itu aku putuskan tanpa kontak dengan suamiku terkasih.
Bukan aku tidak menghargai kebaikan warga..tapi aku sangat tau tabiat
dan karakter mereka...jika marah sangat kasar dan beringas...Apakah
warga bisa menolong kami jika malam-malam mereka datang dengan dendamnya
membantai kami satu persatu, karena mereka sangat tahu situasi rumah
dan keluarga kami...
Malam semakin dingin dan
kelam....mataku tak bisa lagi terpejam....Aku tahu tentu banyak suara
yang bergelayut pada para tetangga...Kenapa aku tidak memperbolehkan
mengusir mereka? Mengapa aku membela orang yang bersalah, maksudnya yamg
mau mencuri? Ada apakah gerangan? Ataukah jangan-jangan.....Mereka
semua laki-laki...padahal suamiku sedang pergi....
Biarlah....apapun yang mereka fikirkan dari masing-masing fihak....aku
yakin Tuhan Maha Tahu apa yang ada dalam hati dan pikiranku. Tuhan pasti
menolongku...Saat ini aku menolong mereka dari amukan massa...tapi
sesungguhnya aku menolong diri sendiri dan keselamatan anak-anakku. Aku
yakin sebenarnya saat ini dan sampai kapanpun mereka sangat malu
berhadapan dengan ku dan keuarga kami yang lain....
" Tuhan....lindungi kami, hanya kepada-Mu kami berlindung dan mohon pertolongan...Amiin.."
........................................................................................................................................................................
Kupersembahkan karya ini untuk para teman FB-ku terkasih...juga keluargaku tersayang......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar